Konten Eksplanatori Favorit yang Saya Bikin Sepanjang 2020
05.52SEPANJANG 2020, Narasi, media tempat saya bekerja, lebih banyak menugasi saya untuk bikin konten-konten eksplanatori. Ini jenis laporan jurnalisme yang lebih banyak menekankan unsur "why" dan "how."
Konten eksplanatori itu asyik. Ia mampu mengisi lini masa kita yang agaknya miskin dari konten-konten komprehensif dan berwawasan. Yang lebih seru, konten eksplanatori membuat reporter dan penulisnya dilatih menyampaikan sesuatu yang kompleks secara sederhana.
Saya tak sendirian memproduksi konten-konten tersebut. Saya hanya satu dari sekian rantai produksi yang harus dilalui sebelum konten bisa dinikmati netizen di Instagram, YouTube, dan Twitter. Ada tim riset, desainer grafis, editor video, produser, produser eksekutif, hingga manajer yang memastikan konten-konten Narasi baik secara mutu jurnalistik dan menyenangkan buat ditonton.
Konten-konten favorit yang saya bikin banyak berkisar pada topik pandemi COVID-19. Sejak wabah ini dilaporkan di Indonesia Maret 2020 lalu, ada periode ketika setiap hari saya bikin konten soal COVID-19. Bosan, iya. Tapi rasa penat seolah hilang kalau saya mendapat jatah bikin konten yang tak melulu berfokus pada wabahnya, tapi sisi lain wabah tersebut.
Mempertimbangkan kedalaman riset yang mungkin dilakukan dalam beberapa jam pembuatan konten, kerapian naskah, serta kualitas produksi, ini 15 konten eksplanatori favorit yang saya bikin sepanjang 2020.
1. Hallyuwood: Cara Industri Film Korea Melesat
Gelaran Academy Awards 2020 mengangkat Parasite yang disutradarai Bong Joon-ho jadi perbincangan sejagat. Saya mencoba menjelaskan sejarah dan lanskap industri film Korea yang membentuk film-film berkualitas macam Parasite.
2. Mengapa Orang Percaya Teori Konspirasi Terkait Pandemi?
Konten ini tayang pada bulan kedua pandemi COVID-19 merebak di Indonesia. Saat itu mulai banyak teori konspirasi yang bertebaran (hingga kini). Saya ingat, kolom komentar Instagram Narasi "ramai" sekali saat konten ini tayang.
3. Blackpink is Back: Bagaimana K-Pop Bertahan di Tengah Krisis
Momen kembalinya Blackpink di tengah pandemi ini unik. Ia seolah jadi buzzer yang mendadak melakukan kontra narasi atas isu pagebluk. Meski enggak suka lagunya, bagaimana industri musik K-Pop bertahan di tengah krisis ini penting buat diteroka.
4. Kontroversi Klaim batik dari China: Bagaimana, sih, Asal-usul Batik?
Unggahan Twitter media asal China Xinhua News yang menyebut batik sebagai kerajinan tradisional Tiongkok ramai dikecam netizen Indonesia. Seperti biasa, orang Indonesia suka latah jadi nasionalis kalau ada klaim-klaim beginian. Ternyata, teknik membatik itu memang bukan dari Indonesia. Nah, loh.
5. Buat Apa Misi ke Mars, Bahkan Saat Dunia Diadang Krisis?
Topik-topik sains populer jadi topik yang saya gandrungi sepanjang 2020. Eksplanatori soal pentingnya penjelajahan luar angkasa ini tak hanya oke secara naskah, tapi asyik secara produksi. Peluk hangat buat editor video dan desainer grafisnya.
6. Oh, Milenial ... Ditempa Krismon 1998, Kini Hadapi Krisis Lagi
Konten yang satu ini begitu personal. Ia mewakili suara hati saya sebagai milenial dan generasi sandwich yang terdampak krisis ekonomi akibat pandemi. Berkat konten inilah hidup saya makin ... pesimis.
7. Habitat Komodo Dibangun untuk Pariwisata. Apa Bahayanya?
Saya banyak mengelus dada saat membuat konten ini. Sepertinya, semua organisme di Indonesia selain pemuncak rantai makanan -- yakni manusia elite dan oligark -- hidupnya dipaksa prihatin. Advokasi mengawal pembangunan kawasan Taman Nasional Komodo masih berlangsung sampai detik ini.
8. Mengapa Vanuatu Getol Mengangkat Isu HAM Papua di PBB?
Video diplomat Indonesia yang mendebat perwakilan Vanuatu di PBB sempat trending dan diglorifikasi. Konten ini berusaha menjelaskan mengapa Vanuatu getol mengangkat isu HAM di Papua. Saya agak kurang puas karena konten ini belum mencangkup hubungan kampanye HAM Papua oleh Vanuatu dengan politik elektoral di sana.
9. Alasan Disney Banyak Me-remake Filmnya
Konten ini mewakili keresahan saya atas makin menipisnya film-film original yang memuncaki Box Office. Gempuran film-film remake, adaptasi, sekuel-prekuel, terasa sekali 2019 kemarin. Disney hanya salah satu pintu masuk buat bicara topik ini.
10. Demokrasi Itu Gaduh, tapi Kenapa Bertahan dan Dianut Banyak Negara?
Presiden Jokowi meminta masyarakat enggak gaduh di masa pandemi. Mungkinkah? Yah, di negara demokrasi sih, berisik dan gaduh itu wajar. Terus, kenapa demokrasi tetap dianut kalau ia berisik?
11. Pilpres AS Enggak Cuma Trump vs Biden. Ini Kandidat Lainnya
Konten ini benar-benar membuka wawasan saya soal Pilpres AS. Saya jadi mengerti kalau capres AS ternyata enggak cuma dari Partai Demokrat dan Republik. Usai bikin ini, saya jadi mikir, "ternyata AS tuh enggak demokratis-demokratis amat."
12. Pro Kontra Etik Bayi Rekayasa Genetik
Sejak baca Homo Deus-nya Harari, saya mulai tertarik isu-isu futuristik. Manusia itu punya batas jelajah akal yang belum bisa dilihat sampai sekarang, termasuk soal rekayasa genetik pada bayi. Meminjam judul salah satu episode serial favorit saya di YouTube, "how far is too far?"
13. "Revolusi" Melulu: Dari Sukarno, Jokowi, sampai Rizieq Syihab
Gembar-gembor revolusi ini membosankan. Kalau ada daftar kosakata politik paling overrated, "revolusi" mungkin menempati urutan kedua. Urutan pertamanya tentu saja, "demi kepentingan rakyat." Konten ini menjelaskan sejarah ringkas "revolusi" dari asal-muasal katanya hingga "revolusi akhlak" ala Rizieq Syihab.
14. Dulu Dwifungsi, Kini Urusi BUMN hingga Baliho. Apa Kabar Reformasi TNI?
Operasi TNI paling dibicarakan tahun ini adalah operasi pencopotan baliho TNI. Sebuah prestasi membanggakan buat TNI? Entah. Oiya, ini kesempatan pertama saya mewawancarai Gubernur Lemhannas Letjen (Purn) Agus Widjojo. Beliau ternyata menyiapkan presentasi komplet untuk sesi wawancara. Respek sama beliau.
15. Alasan Vaksin COVID-19 Perlu Digratiskan
Konten ini tayang sehari sebelum Presiden Jokowi mengumumkan penggratisan vaksin COVID-19. Sebelum itu, Prof. Sulfikar Amir dari Nanyang Technological University bikin petisi menuntut vaksin COVID-19 digratiskan. Beliau juga menulis di harian Kompas soal topik ini.
0 komentar