Oleh: Satya Adhi
Aku melangkah ke kebun buku mungil di pinggiran Jalan Raya Jatinangor yang macet. Sebuah perpustakaan dengan aroma kertas menembus masker KN95, wangi. Aku kira, ada belasan ribu buku di sini. Tersusun berkelompok sesuai tema meski di rak tak ada kartu petunjuk. Jurnalistik dan ilmu komunikasi, sastra, sejarah Indonesia, gender dan feminisme, tentu masih banyak lagi, tapi yang membuat mataku melotot adalah deretan map tebal di bawah jendela yang menghadap jalan.
Tanpa membuka map-map itu, aku tahu apa isinya. Kliping. Tersusun menurut tiap topik yang dikipling. Sastra dunia, sastra Indonesia, Revolusi Kemerdekaan, G30S & PKI, Pramoedya Ananta Toer, dan banyak lainnya. Aku tarik satu kliping tentang gaya hidup dan posmo, membaca esai Arief Budiman tentang Jakarta, lalu buru-buru memberi vonis: kliping adalah koleksi terpenting perpustakaan Batoe Api. (Baca selengkapnya ...)